Meskipun muslim, namun saya dibesarkan di lingkungan Katolik yang taat, tapi mereka semua sangat menghormati perbedaan tersebut. Saya sendiri, bersekolah di sebuah sekolah Katolik di kawasan selatan Jakarta. Sekolah elite, sekolahnya orang - orang berduit, dimana hampir tiap pagi dan siang, jalanan depan sekolah saya, pasti macet parah karena kendaraan yang cukup banyak untuk aksi penjemputan. Saya sendiri, naik sepeda BMX untuk berangkat dan pulang sekolah, sambil sesekali melirik teman wanita yang anggun didalam mobilnya :) Ada banyak yang saya pelajari dari teman - teman kaya saya, salah satunya yang saya ingat, dan akhirnya, saya menyepakatinya, adalah soal sepatu mahal. 1990an, sepasang sepatu seharga 700ribu, bahkan sampai sekarang, pasti kita sepakat, adalah sepatu mahal. Pemikiran saya, barang untuk dipergunakan di kaki, diinjak - injak lagi, kadang juga harus menapaki kotoran yang tidak seharusnya, koq harganya semahal itu ya, dan kenapa mereka mau memberli. Tapi teman saya, bersikeras, bahwa sepatu mahal itu adalah sepatu yang berkualitas paling baik, tahan lama, bahkan, saking tahan lama-nya, dan itu terbukti, sepatu itu, masih bagus dan bisa digunakan di tahun 2014 ini. Ia menambahkan bahwa sesuatu yang berkualitas sangat baik, sangat wajar untuk dihargai dengan mahal, apalagi ini untuk kita pakai sehari - hari, untuk kenyamanan kita, untuk kebanggaan kita, untuk membuat kita terlihat lebih gagah dan seterusnya.
Saya masih saja belum sepakat kala itu, dalam hati, masih bertanya-tanya, kenapa mereka mau ? kenapa harus membeli yang mahal ? Lambat laun, saya menyadari, bahwa apa yang disampaikan oleh teman saya tadi, benar adanya. Sekalinya beli sepatu dengan harga murah, dipakai 3 bulan dan masuk ke dalam air saat banjir datang, bagian depannya sudah menganga :) Sialan! Bener juga kata dia! Kadang, kita nggak sadar, bahwa dengan membeli barang yang murah, malah akhirnya jadi mahal juga, karena cepat rusak, sehingga kita harus mengganti yang baru. Mungkin ada pengecualian untuk beberapa hal, yang memang murah, maksudnya, terjangkau, dengan kualitas yang baik.
Apa korelasinya antara cerita sepatu mahal dengan panggung? Saya sering menerima telpon menanyakan harga panggung dan dekorasinya, segera setelah kebutuhan singkatnya diceritakan, saya menghitung beberapa menit untuk estimasi kasar, dengan lantangnya calon client tadi berkata, Mahal amat !!! Balik lagi ke cerita sepatu, mahal itu soal kualitas, katanya harga nggak bisa bohong! Penjelasan yang bagaimanapun, agak susah dicerna untuk mereka yang sudah menghakimi bahwa harga tadi adalah harga yang mahal. Dan akhirnya, kami nggak jodoh, saya malah meminta calon client tadi untuk mencari di tempat lain. Kami di Stage Pro, punya standard untuk kualitas kerja yang baik, kami punya patokan untuk material yang ideal dan bagus, kami juga punya standard untuk upah yang harus dibayar kepada mereka yang bekerja, besaran itu semua, lagi - lagi ditentukan oleh kualitas. Material yang baik, apalagi di atas rata - rata, harganya pun diatas rata - rata, mereka yang bekerja juga dibayar berdasarkan keahlian dan pengalaman kerja yang sudah mereka dapat, artinya, itu juga diatas rata-rata. Dan satu lagi, Panggung itu, merupakan central dari sebuah acara, dimana semua mata akan memandang ke arah panggung. Adalah hal yang bodoh dengan mempermalukan diri sendiri, perusahaan sendiri, didepan khalayak banyak, kalau panggungnya terlihat nggak bagus, pake karpet bekas misalnya. Belum lagi, soal keamanan, siapa yang akan bertanggung jawab dengan modul panggung yang rangkanya nggak kokoh, siapa yang akan disalahkan ketika panggung ambruk karena nggak kuat menampung banyak orang diatasnya. Hal - hal itu, kadang tidak dipikirkan oleh mereka yang ingin membuat acara, ingin membuat panggung, yang dipikirkan adalah biaya yang murah, tapi pengennya bagus. Coba dipertimbangkan lagi hal - hal tersebut, sebelum berkata dengan lantang "Mahal Amat!!" Sepatu mahal adalah contohnya :)